Mengenal Model-Model Pembelajaran IPA
Salah satu pelajaran menarik selama sekolah di jenjang SMP atau SMA adalah IPA. Bahkan sebelum memasuki SMP dan SMA, hal-hal yang berhubungan dengan alam selalu menarik dikaji. Ada banyak model-model pembelajaran IPA yang bisa menjadi pilihan banyak guru untuk menyampaikan sebuah materi.
Model pembelajaran ini sangat menentukan indikator keberhasilan penyampaian materi kepada siswa-siswanya. Semakin baik model pembelajarannya, maka semakin mudah siswa menyerap materi yang akan dipelajarinya.
Model ini akan menjadi kekhasan tersendiri antara guru satu dengan guru lainnya. Setiap guru punya model pembelajaran yang berbeda walaupun bisa jadi menyampaikan materi yang sama. Model pembelajaran ini berhubungan dengan banyak hal, misalnya isi materi, bahan-bahan, serta aplikasinya terhadap proses pembelajaran di sekolah.
Tentang Model-Model Pembelajaran IPA
Pencarian model-model pembelajaran ipa ini memerlukan ketekunan dan ketelitian, terutama saat menentukan model pembelajaran yang tepat bagi siswa-siswanya. Setiap kelas berbeda, setiap siswa berbeda, dan setiap waktu berbeda dalam menyampaikan materinya.
Tarikan kelas A bisa jadi berbeda dengan tarikan kelas B. Dilihatnya secara komunitas, bukan orang per orang karena kita tidak akan mampu memberikan model pelajaran untuk memenuhi cara belajar yang berbeda pada tiap orangnya. Kecuali sekolah khusus yang memang mengakomodir cara belajar berbeda tiap siswa kemudian memberikan guru pendamping yang banyak pada kelas yang membutuhkan cara pembelajaran berbeda.
Melalui riset untuk mendapatkan model pembelajaran IPA, kita bisa menentukan sasaran yang tepat dan metode yang pas untuk disampaikan kepada siswa-siswanya. Model pembelajaran ipa harus tetap mengutamakan prinsip belajar aktif atau yang dikenal dengan istilah active learning.
Dengan selalu mengutamakan konsep belajar aktif ini, guru menjadi fasilitator, guru menjadi pendamping, dan guru menjadi pengarah untuk siswa-siswa yang sedang belajar. Siswa diarahkan sesuai dengan kebutuhan materi belajarnya. Untuk itulah, mengapa butuh riset yang melibatkan siswa karena dengan riset, guru akan mengetahui cara mengarahkan siswa-siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran IPA ini.
Dalam perkembangannya, model pembelajaran itu sangatlah banyak dan beragam. Tetapi secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan model pembelajaran tersebut hanya dua, yaitu teori dan praktik. Keduanya tidak bisa dipisahkan, seperti dua keeping mata uang. Keduanya sama-sama penting dan keduanya sama-sama memiliki nilai yang besar untuk membangun pembelajaran.
Nah, praktiknya guru bisa mengambil banyak cara untuk menghantarkan setiap materi pembelajaran. Guru juga bisa memilih model mana yang tepat untuk disampaikan kepada siswa-siswanya. Model pembelajaran tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara misalnya outing, praktikum di laboratorium, pemaparan teori, diskusi mencari tahu, percobaan, pengamatan secara langsung, dan masih banyak lagi cara untuk menghantarkan materi yang berhubungan dengan IPA.
Model Pembelajaran IPA
Terlebih, materi IPA sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan yang artinya setiap materi yang ada di alam bisa guru-guru hantarkan melalui hal yang dekat, mudah, dan efisien. Dari lingkungan terdekat kita, guru bisa memberikan banyak contoh untuk menerangkan kenyataan yang terjadi setelah mempelajari teori dan konsepnya.
Model pembelajaran IPA diuraikan sebagai berikut.
1. Teori
Pemaparan teori bisa dilakukan di dalam kelas. Guru mempresentasikan semua teori yang ada dalam buku. Penyampaiannya bisa dalam bentuk yang beragam. Misalnya, tayangan slide yang inspiratif, bedah buku, dan cari tahu banyak dari berbagai sumber yang ada.
Guru-guru di SMA, seharusnya punya banyak peluang untuk menyampaikan dalam bentuk diskusi dan bedah buku ini. Misalnya, sediakan sebuah lembaran kerja yang memancing anak untuk mencari tahu banyak sebuah materi dari buku-buku atau majalah yang ada di perpustakaan. Dengan mencari tahu banyak di perpustakaan, anak diajak untuk menjadi seorang peneliti.
Di tahap awal, mereka seolah menjadi ilmuwan yang melakukan studi pustaka. Pemaparan teori juga bisa dilakukan dengan cara penayangan film-film yang berhubungan dengan materi IPA. Apalagi di zaman sekarang, di mana multi media sangat banyak, guru bisa memanfaatkan bentuk pelajaran dan menonton film hasil penelitian banyak orang untuk menginspirasi anak-anaknya.
2. Praktik
Pelaksanaan praktik bisa dilakukan dengan berbagai cara. Untuk yang berhubungan dengan bahan kimia dan terbatas ruanganya, maka praktik di laboratorium adalah pilihan yang tepat. Ajak anak-anak untuk merasakan saat-saat menguji sebuah teori. Menguji sebuah hipotesis atau teori yang sudah disampaikan melalui kegiatan ceramah di kelas yaitu pemaparan teori. Cara ini sangat efektif karena anak belajar secara langsung tentang pengujian sebuah teori.
Banyak teori yang bisa kita praktikkan di laboratorium. Misalnya mengubah enzim amilase menjadi glukosa. Saya masih ingat saat SMP melakukan percobaan ini kemudian sampai sekarang menjadi terkesan karena enzim yang ada dalam ludah kita, yang bisa mengubah makanan menjadi glukosa itu sama dengan makanan yang diberi gula.
3. Outing
Kegiatan praktik selanjutnya untuk membandingkan antara teori dengan praktik yang bisa dilakukan adalah kegiatan ke luar atau outing. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam ini bisa menjadi sebuah laboratorium umum yang besar. Di mana-mana kita bisa belajar banyak hal tentang materi yang berhubungan dengan IPA, IPS, Matematika, bahasa, dan lain-lain.
Khusus untuk pelajaran IPA, alam Indonesia adalah alam yang kaya akan bentuk materi yang disampaikan dalam pelajaran IPA. Misalnya saat mengenalkan jenis-jenis pepohonan, guru bisa mengajak anak-anak untuk melakukan outing ke taman hutan raya atau kebun raya atau kebun binatang.
Di sana kita bisa belajar tentang struktur tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan perkembanbiakan tumbuhan. Untuk hewan-hewan juga demikian, ada banyak kebun binatang yang bisa dikunjungi untuk belajar tentang bermacam-macam hewan secara langsung.
Bandingkan belajar teori yang hanya berada dalam buku dengan pengalaman melihat secara langsung. Kita akan takjub pada hasilnya nanti kalau kita membawa pelajaran ke ranah pengalaman. Anak-anak lebih menyerap bentuk pengalaman langsung dibandingkan dengan mendengarkan pasif dari pemaparan guru di dalam kelas. Di sini saya mengerti tentang konsep bahwa guru terbaik adalah pengalaman. Outing adalah bentuk mengenalkan secara langsung hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran di kelas.
4. Observasi
Observasi atau pengamatan pada sebuah benda juga bisa dijadikan model pembelajaran IPA yang menyenangkan. Misalnya saat memasuki materi perumbuhan tumbuhan, kita bisa membawa sebuah contoh mulai dari biji kemudian berbagai jenis tumbuhan, serta beberapa biji yang ditanam secara langsung.
Anak-anak dibawa untuk melakukan pengamatan pada biji selama rentang waktu yang ditentukan. Selama waktu itu, guru mengawasi kegiatan anak dengan cara mengontrol tiap haris progress dari pengamatan yang anak-anak lakukan. Kegiatannya sederhana tetapi anak bisa belajar secara langsung melalui kegiatan pengamatan. Sederhananya tinggal simpan di dalam kelas atau di luar kelas yang dekat dengan keseharian anak untuk bisa sewaktu-waktu melakukan pengamatan pada tumbuhan tersebut.
Nah, itu model-model pembelajaran ipa yang bisa dicoba dan diterapkan dalam kelas. Masih banyak model pembelajaran IPA sesuai tahapan jenjang dan kebutuhan kelasnya. Tapi yang harus menjadi patokan tetap pengalaman belajar mengasyikkan dan menyenangkan akan mudah diterima oleh anak-anak dibanding sekadar menyampaikan teori.
Post a Comment for "Mengenal Model-Model Pembelajaran IPA"