Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbagai Ragam Model-Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran adalah suatu pokok tentang teknik atau metode dalam memberikan pemahaman terhadap anak didik untuk dipraktikkan oleh sang guru dalam kelas. Model-model pembelajaran juga diartikan sebagai pengatur pemberian materi serta sebagai petunjuk untuk guru. Model-model pembelajaran ini sudah termasuk dalam penyusunan kurikulum.

Berbagai Ragam Model-Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran sejatinya harus dipahami para guru ketika hendak mengajak anak didiknya belajar. Selain agar sang guru bisa fokus menjelaskan materi ajar, model-model pembelajaran juga sangat membantu anak didik agar lebih paham jika bahan ajar yang disampaiakn guru jadi lebih menarik dengan menggunakan model-model pembelajaran yang beragam.

Ada beberapa jenis model-model pembelajaran yang biasa kita gunakan sebelum kita terjun mengajarkan pada murid. Model-model pembelajaran itu terbagi menjadi tiga bagian. Pertama model-model pembelajaran secara langsung, yang kedua model-model pembelajaran secara kooperatif, dan yang terakhir adalah model-model pembelajaran yang dititikberatkan pada persoalan masalahnya. Ketiga macam model-model pembelajaran ini, sangat bisa kita peraktikkan pada muid-murid dengan mudah.

Model-model Pembelajaran - Jenis Kooperatif

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu ketiga model-model pembelajaran tersebut. Kooperatif atau bersifat kerja sama, adalah cara pembelajaran yang mencoba memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk bisa saling kerja sama ketika membuat tugas yang sudah dibentuk.

Model-model pembelajaran kooperatif sering juga disebut sebagai pembelajaran secara kelompok. Pembelajaran dengan model ini sangat membantu anak didik untuk bisa saling kerja sama, dari situ terjadi interaksi secara terbuka antar murid, serta bisa memunculkan sifat interdependensi efektif ketika kerja kelompok berlangsung.

Model-model pembelajaran kooperatif ini juga memunculkan daya persepsi yang baik mengenai pencapaian keberhasilan dalam belajar yang didasarkan dari kemampuan individu masing-masing, atau anggota dan kelompok lain memberikan masukan dalam kelomok tersebut.

Dalam model kooperatif ini, ada banyak karakter yang bisa dibagi lewat kerja kelompok. Seperti anak didik yang bekerja dalam kelompok ini diajak lebih memahami materi akademisnya. Setiap anggota model kooperatif mesti dipisah dari anak didik yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, hingga rendah.

Pilihlah anggota kooperatif yang berlainan daerah, beda suku atau budaya atau antara laki-laki dan perampuan dicampur saja dalam tugas kelompok. Nanti, jika ada suatu hadiah, usahakan jangan diberikan kepada satu kelompok saja, melainkan untuk kelompok lain dan bukan perorangan.

Menurut Ismono, (dkk,2000:6), ada tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai lewat pembelajaran kooperatif hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Seperti hidup ini ada yang baik dan buruk, maka seperti halnya metode kooperatif juga ada kelebihan dan kekurangannya.

Keunggulan dari model-model pembelajaran kooperatif adalah anak didik tidak terlalu bergantung pada sang guru, juga dapat berpikir secara mandiri, kreatif, serta tidak hanya menggali ilmu dari hanya satu sumber saja, yaitu guru melainkan dari berbagai sumber, bisa lewat buku atau berdiskusi dengan teman yang lainnya.

Dengan metode ini juga, anak didik diajarkan untuk peduli terhadap teman kelompoknya. Jika ada salah satu anak didik yang belum mengerti, bisa belajar pada yang sudah mengerti dan bisa menerima segala keterbatasan yang dimiliki anak didik atau sebaliknya, dapat menggungkapkan ide sendiri, dan bisa dibandingkan dengan ide yang lain.

Metode ini juga sebagai sarana ampuh dalam meningkatkan prestasi anak didik, juga kepada sosialnya, dari sini anak didik bisa membiasakan me-manage waktu dengan baik dan memunculkan sikap positif terhadap sekolah. Anak didik juga dapat mempertangungjawabkan ide lewat pemahamannya sendiri.

Kelemahan pembelajaran kooperatif antara lain, bagi anak didik yang memiliki kelebihan, akan memperhambat kemajuannya, lantaran anak didk yang kelebihan itu akan terhambat dengan anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Ini tentu bisa mengganggu sistem belajar antar kelompak karena ciri utama dari pembelajaran kooperatif ini adalah masing-masing siswanya saling mengajarkan dan aling berbagi ilmu.

Meski pemberian nilai akan disamakan, karena kerja kelompok, namun sebaiknya para guru bisa menyadari bahwa prestasi yang lebih penting itu adalah ada pada setiap individu itu sendiri, bukan kelompok. Memang jika mesti diukur, keberhasilan kooperatif ini memerlukan jangka waktu yang cukup lama.

Kita sadar bahwa sistem ini tidak akan mungkin kita capai hasilnya dalam waktu yang sekali penerapan saja, tidak seperti makan cabai yang sekali makan langsung terasa pedasnya. Meski kita mengajarkan metode kooperatif, namun anak didik mesti diberikan pemahaman yang luas karena pada intinya anak didik akan menemukan banyak aktivitas yang akan memerlukan kemampuan secara individu. Selain belajar kerja sama, anak didik juga mesti memahami dan belajar bagaimana membangun rasa percaya diri.

Model-model Pembelajaran - Tipe Snowball Throwing

Selain model-model pembelajaran secara kooperatif, ada juga model-model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Model ini lebih pada pemberian pemahaman materi yang sulit kepada anak murid untuk menguji kemampuan anak murid sejauh mana mereka bisa mencerna materi yang disampaikan sang guru dengan cepat.

Model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih pada melatih para anak didik untuk lebih tanggap dalam menerima pesan dari orang lain, kemudan dengan cepat pula menyampaikan pesan itu kepada kawan yang lain. Setelah membentuk kelompok, ada berapa langkah yang mesti diingat sebelum menggunakan metode ini.

Selain mesti menyampaikan materi yang akan disajikan, para guru juga memberikan penjelasan kepada masing-masing ketua kelompok. Setelah itu, masing-masing kelompok yang akan menyampaikan materi pada anggotanya. Lalu masing-masing anak didik diberikan kertas lembar, kemudian membuat satu atau dua pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

Kertas itu dilipat, lalu lemparkan pada teman yang lain. Bagi yang mendapatkan kertas itu, wajib menjawab pertanyaan dalam tulisan itu. Misal, kita memberikan waktu 15 menit untuk murid itu menjawabnya. Kemudian ada evaluasi mengenai pembelajaan permainan tadi.

Evaluasi bisa jadi alat ukur sebagai tindak lanjut tes. Evaluasi juga sangat penting karena dengan adanya evaluasi, kita bisa melihat ada kesalahan apa saja atau ada bagian yang mana saja yang mesti kita perbaiki. Evaluasi juga sekaligus sebagai pengumpulan data dan informasi, karena dari hasil evaluasi, kita akan banyak mendapatkan penafsiran serta masukan dari semua anak didik.

Hasil belajar adalah prestasi belajar. Dari prestasi belajar itu kita bisa menjadikan indikator adanya perubahan dalam pembelajaran kita selama ini atas apa metode yang kita sampaikan kepada anak didik, baik itu adanya perubahan tingkah laku atau kecerdasannya bertambah.

Pada dasarnya, evaluasi bisa dijadikan alat untuk mempermudah dalam melihat pencapaian yang pastinya lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi juga dikenal dengan sebutan instrumen evaluasi setelah evaluasi terakhir penutup.

Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga memiliki kelebihan. Di antaranya dapat meltih kesiapan anak didik dalam proses belaj mengajar. Karena pembalajaran ini dituntut untuk saling kerjasama, maka dalam model pembelajaran ini para siswa dapat memberikan pengetahuannya kepada semua temannya yang mungkin saja ada beberapa siswa yang belum tahu mengenai ilmu yang dibagi dari teman yang unggul tersebut.

Setiap ada kelebihan, pasti ada kekurangan seperti hidup yang berpasangan. Begitu juga dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing semacam ini. Ada bebrepa kekurangan dalam model kooperatif tipe Snowball Throwing, di antaranya pengetahuan tidak akan semakin luas karena pengetahuan hanya sekitar pengetahuan siswanya saja serta kurang efektif dalam penyampaian ilmu yang menyeluruh dan utuh.

Dari model-model pembelajaran yang disuguhkan ini, semoga bisa menambah wawasan kita. Selain itu, model-model pembelajaran di atas juga sekadar gambaran pada kita selaku guru untuk lebih memperhatikan anak-anak didik kita dengan baik dan mengajarkan ilmu dangan ikhlas tanpa kenal lelah.

Mang Aip
Mang Aip Semoga Hari Esok Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Berbagai Ragam Model-Model Pembelajaran"