Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Membuat Pantun Nasehat, Bagian, Fungsi dan Kegunaan Pantun

Bagi siapa saja yang ingin lancar dalam membuat pantun nasehat, bisa dipelajari dalam budaya betawi. Dalam kesehariannya hampir setiap kali orang betawi selalu menggunakan pantun nasehat ini untuk menyampaikan pesannya. Pantun nasehat sendiri merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna untuk disampaikan kepada seseorang dengan tujuan mengingatkan, menasehati, atau menegur seseorang. Harapannya menegur atau menasehati dengan cara berpantun tersebut dapat tumbuh keinginan dari dirinya atau sesuatu untuk berubah.

Merangkai kata-kata untuk sebuah pantun terlihat mudah, namun cukup sulit merangkainya agar memiliki makna. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk merangkai kata-kata tersebut agar terbiasa, dan perlahan mudah untuk membuat pantun. Bila sudah dirasa mudah membuat pantun, maka akan spontan terlontar dari ucapan tanpa harus berfikir terlalu lama.

Cara Membuat Pantun Nasehat, Bagian, Fungsi dan Kegunaan Pantun

Seiring perkembangannya pantun nasehat berkembang cukup pesat. Awalnya hanya pantun biasa yang cukup disampaikan secara lisan, kemudian saat ini berkembang menjadi sbuah pantun yang dapat dituliskan secara tertulis seperti sebuah syair lagu. Dengan wujud pantun tersebut secara tertulis membuat pantun menjadi lebih memiliki makna sehingga dapat dipahami setiap orang yang membaca dan mendengarnya.

Dari contoh patun dapat diketahui bahwa beragam pesan ingin disampaikan. Oleh karena itu membuat sebuat pantun perlu diperhatikan makna yang ingin disampaikan.

Belajar membuat pantun nasehat dan memahami fungsinya merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Pantun termasuk sejenis puisi model lama yang sangat dikenal luas oleh masyarakat dalam beragam jenis bahasa nusantara. Jika dilihat dari sejarahnya pantun sendiri berasal dari kata “patuntun” yang merupakan sastra lisan dan hingga kini juga dapat ditemui pantun secara tertulis.

Bagian Pantun

Secara umum pantun terdiri dari bagian sampiran dan isi. Sampiran merupakan rangkaian kata yang berkaitan dengan alam dan umumnya tidak berkaitan dengan rangkaian kata pada bagian kedua, sifatnya pun mengantarkan rima /sajak yang dibacakan. Sedangkan isi merupakan tujuan disampaikannya pantun tersebut. Pantun pun memiliki beragam bentuk dan jenisnya seperti pantun dua kerat, empat kerat dan masih banyak lagi.

Pantun sendiri jenisnya tidak hanya pantun nasehat saja, masih banyak jenis pantun lain seperti pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, dan masih banyak lagi. Dengan beberapa uraian dan jenis pantun tersebut masyarakat yang akan membuat pantun dapat membedakan dalam penggunaannya. Apakan ingin memberikan pantun nasihat atau pantun agama. Dengan adanya pengelompokan jenis pantun tersebut masyarakat yang awam dalam membuat pantun akan terbantu.

Pantun selain untuk menasehati atau pun menegur, pantun pun dapat berfungsi untuk memuji, menyanjung, dan mengekspresikan hal lainnya. Di beberapa tempat pantun diperlombakan untuk melestarikan tradisi berpantun agar generasi mudanya pun memahami pantun. Dalam pembuatan pantun secara tertulis tidaklah harus dalam bahasa Indonesia, namun dapat juga dibuat dengan bahasa daerah seperti sunda, jawa, dan bahasa lainnya. Penggunaan bahasa yang beragam tersebut disesuaikan dengan lingkungan masyarakat tersebut tinggal, agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah.

Sebagian masyarakat saat ini memang kurang antusias dalam belajar membuat pantun nasehat dan memahami fungsinya. Berbeda dengan di negara lain seperti Malaysia yang terkenal dengan adat melayunya dapat ditemui pula masyarakat yang mempelajari pantun. Walaupun Negara tersebut satu rumpun dengan Indonesia, dengan bahasa yang umum digunakan yakni bahasa melayu, namun antusiasme terhadap pantun justru lebih besar di Malaysia. Jika di Indonesia lebih banyak menggunakan pantun dalam berbagai acara atau memperbanyak pelajaran pantun, pasti juga tidak kalah dengan negara malaysia daam hal berpantun.

Padahal banyak sekali manfaat jika kita menggunakan pantun, namun banyak yang mencemooh dan menghilangkan kebudayaan pantun di indonesia. Jika semakin digalakannya pembelanjaran berpantun dengan cara sosialisasi atau kebiasaan sehari-hari, maka sudah pasti Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan Negara lain. Ini dikarenakan Negara Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dengan beragam suku bangsa yang tinggal akan lebih mendominasi dibandingkan Negara lain. Tentunya indonesaia akan semakin terangkat karena memiliki beragam kekayaan bangsa, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi Negara lain.

Bagi yang berminat belajar membuat pantun nasehat, maka bisa dengan memulai merangkai kata-kata yang sederhana, kemudian memiliki rima, dan sajak ab-ab, dan miniml rangkaian kata tersusun empat baris. Selain itu yang paling utama adalah bahasanya mudah dipahami, sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam rangkaian kata-kata tersebut dapat langsung diterima pembaca atau pendengarnya.

Fungsi dan Kegunaan Pantun

Fungsi dan kegunaan dari pantun pun beragam, namun fungsi yang paling utamaa pantun adalah sebagai pemelihara persatuan dan kesatuan, serta budaya bangsa. Beberapa daerah yang masih kental budaya melayunya melestarikan budaya pantun dalam syair lagu anak-anak yang berisi petuah atau nasehat. Harapannya tentu dengan populernya lagu tersebut anak-anak menjadi hapal syair lagu tersebut dan terutama dapat menerapkan pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut. Contohnya lagu dengan judul “dodoi si dodoi” yang menggambarkan nasehat orang tua kepada anak agar tetap tenang menunggu kepulangan sang ayah, dan tidak boleh rewel dalam menunggunya.

Walaupun memang belum ramai gerakan mempopulerkan pantun, namun dalam acara yang cenderung lebih banyak ditonton oleh sebagian besar generasi muda di stasiun tv swasta yang diberi nama “Facebookers” perlahan mempopulerkan pantun jenaka. Walaupun pantun yang disosialisasikan baru sebatas untuk menghibur atau pantun jenaka, namun gerakan mempopulerkan pantun tersebut patut mendapat apresiasi tinggi. Ini dikarenakan semakin modernnya zaman, membuat generasi mudanya sebagian besar pun bergaya hidup modern dan menganggap berpantun adalah kuno.

Tahapan mempopulerkan pantun tersebut merupakan awal, selanjutnya tinggal mengembangkan jenis pantun lainnnya. Dengan begitu penonton selain mendapatkan hiburan, secara tidak sengaja menjadi lebih teredukasi dengan tayangan tersebut. Dampaknya pun akan seimbang, selain acara tersebut semakin populer karena mengangkat karya bangsa, pantun juga menjadi populer karena digunakan dalam acara tersebut.

Dengan beberapa uraian diatas tentang pantun dan fungsinya, semoga masyarakat secara umum ikut serta mempopulerkan pantun, khususnya generasi muda saat ini. Selain itu harapan lain juga pemerintah dapat lebih proaktif dalam menjaga kekayaan dan warisan bangsa ini agar dapat dipopulerkan secara menyeluruh di nusantara Indonesia ini. Bila sebagian masyarakat mengatakan bahwa orang tua dulu sangat kreatif karena menerapkan pantun secara spontan dengan lisan tanpa berfikir lama, justru generasi muda saat ini dapat lebih baik lagi. Karena kurangnya sosialisasi dan intensitas berpantun membuat sebagian maasyarakat khususnya generasi muda seperti hal baru dalam berpantun.

Mulailah dari diri sendiri untuk belajar membuat pantun nasehat yang ditujukan kepada saudara, adik, ataupun teman, Dengan begitu fungsi pantun secara umum dapat terwujud yaitu menyatukan persatuan dan kesatuan, serta budaya nusantara Indonesia. Dengan diawali belajar membuat pantun nasehat dan memahami fungsi serta susunan dalam merangkai kata menjadi pantun merupakan pembelajaran dengan perlahan namun tersusun dan dapat dipahami pesan yang disampaikan, maka Indonesia akan populer budaya pantunnya.

Mang Aip
Mang Aip Semoga Hari Esok Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Cara Membuat Pantun Nasehat, Bagian, Fungsi dan Kegunaan Pantun"