Lumut - Tumbuhan Perintis yang Kaya Manfaat
Siapa yang tidak pernah melihat lumut? Tumbuhan kecil yang satu ini sering kali tumbuh di tembok atau dinding rumah kita. Biasanya tumbuhan ini tumbuh pada tempat yang lembab dan sedikit berair. Meskipun lumut merupakan tumbuhan yang sudah bisa berfotosintesis, namun pada dasarnya tumbuhan ini belum memiliki akar maupun daun sejati sebagaimana dimiliki oleh tumbuhan yang lainya.
Tumbuhan ini merupakan sejenis tumbuhan pelopor atau perintis yang sangat berguna bagi kelangsungan kehidupan maupun penyebaran tumbuhan lain, yaitu tumbuhan yang mampu tumbuh pada media dimana tumbuhan lain tidak dapat atau belum dapat tumbuh pada media tersebut.
Tumbuhan inilah yang mengawali tumbuh pada media tersebut, semisal pada dinding. Dinding yang ditempeli tumbuhan ini lambat laun akan menjadi lunak sehingga dapat ditumbuhi oleh tanaman selain tumbuhan ini karena dinding tersebut akan menjadi gembur karena ditempeli oleh tanaman ini.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan kecil yang hidup berkoloni dan mampu menjangkau atau menutupi wilayah yang luas. Tumbuhan ini juga tumbuh pada tumbuhan lain yang sudah mati dan menggunakan sisa tumbuhan yang mati tersebut sebagai sumber unsur hara atau makanan bagi tumbuhan tersebut. Tumbuhan ini memiliki sekitar 4000 spesies yang tumbuh diberbagai belahan dunia, namun sebagian besar tumbuh dan hidup di Indonesia.
Siklus Hidup Tumbuhan Lumut
Tumbuhan ini ternyata juga memiliki siklus hidup sebagaimana jenis tumbuhan yang lain. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang bisa menghasilkan gamet sehingga memiliki dua jenis kelamin yang berbeda, yaitu ada yang jantan dan ada yang betina.
Sel kelamin jantan atau sperma yang dihasilkan oleh ateridium apabila sudah masak, maka akan secara otomatis dilepaskan oleh tumbuhan tersebut dan akan berusaha untuk mencapai arkegonium untuk membuahi ovum yang merupakan sel kelamin betina. Hal ini memungkinkan terjadinya pembuahan pada tumbuhan tersebut.
Ovum dari tumbuhan ini yang berhasil dibuahi oleh sperma jantan akan berubah menjadi sporofit yang memiliki masa waktu sekitar tiga sampai enam bulan untuk mencapai tingkat kemasakan sempurna. Sporofit inilah yang pada akhirnya akan menghasilkan spora yang akan tersebar ke udara dan tumbuh serta berkembangbiak menjadi tumbuhan lumut yang baru. Tumbuhan baru ini akan menutupi wilayah lain yang belum ditumbuhi oleh tumbuhan tersebut.
Dalam sebuah ekosistem, tumbuhan ini memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai penyimpan air, penyedia oksigen, maupun menyerap polutan yang ada di sekitarnya. Jenis sphagnum juga dapat dimanfaatkan sebagai obat pada pederita sakit mata atau penyakit kulit. Tumbuhan ini yang tumbuh pada dataran luas atau tumbuh pada dasar hutan juga sangat berperan penting sekali dalam menahan dampak dari erosi yang diakibatkan oleh angin atau hujan.
Jenis-jenis dan Manfaat Lumut
Tumbuhan ini memiliki ragam yang sangat banyak, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Lumut Tanduk
Lumut tanduk memiliki nama latin Anthocerotopsida, tanamna ini merupakan salah satu tanaman berspora yang merupakan anggota dari tumbuhan yang tidak memiliki pembuluh. Tumbuhan jenis ini mempunyai talus sederhana dan dalam setiap selnya hanya memiliki satu kloroplas, sedangkan bagian talusnya memiliki stoma dengan dua penutup di bagian bawahnya.
Tumbuhan ini sering kita jumpai hidup di sekitar danau maupun di sekitar selokan yang ada di dekat rumah penduduk. Jenis tumbuhan ini tidak berbeda jauh dengan lumut hati dan yang paling mencolok adalah sporofitnya menyerupai bentuk kapsul memanjang. Susunan sporogonium tumbuhan ini lebih rumit daripada lumut hati.
2. Lumut Hati
Dalam bahasa Latin disebut dengan nama Hepaticopsida, pada umumnya berbentuk menyerupai pita yang memanjang dengan urat daun ditengahnya. Permukaan daun bagian atas memiliki warna yang lebih hijau bila dibandingkan dengan bagian bawahnya. Hal tersebut menunjukan bahwa tumbuhan tersebut dapat berfotosintesis karena pada daunya mengandung klorofil.
Sebagian besar sel dari tumbuhan ini mengandung minyak yang biasanya disebut dengan nama minyak astiri. Perkembangan tumbuhan ini tidak jauh berbeda dengan jenis yang lain, yaitu anteridium dan arkegoniumnya terpisah.
Pada saat turun hujan, tumbuhan ini biasanya mengalami pembuahan dengan bantuan air hujan, di mana penyebaran spermatozoid terlempar bersama air hujan sehingga terjadi pembentukan zigot yang akan menghasilkan spora. Spora tersebut nantinya akan tumbuh menjadi lumut baru di tempat lain.
Tanaman jenis ini pada zaman dahulu sering dimanfaatkan sebagai obat untuk penyakit hati, mengobati luka bakar maupun untuk menawarkan racun akibat luka gigitan ular. Meskipun sampai saat ini kegunaan lebih lanjut secara ekonomisnya masih belum bisa dipastikan, namun tumbuhan ini biasa digunakan sebagai indikator kelembaban suatu tempat.
3. Lumut Daun
Bryopsida merupakan nama Latin yang diberikan para ahli kepada tumbuhan yang satu ini. Tumbuhan tersebut dikategorikan sebagai lumut sejati karena memiliki daun dan batang sebagaimana tumbuhan pada umumnya meskipun berukuran sangat kecil. Habitat dan penyebaran tumbuhan ini sangat luas sekali, yaitu pada tanah gundul maupun dataran berpasir. Selain itu, juga tumbuh pada batang pohon dan batu cadas.
Tumbuhan ini tidak tumbuh langsung dengan melekat pada substratnya, tetapi memiliki rizoid yang menjadi pelapis tempat dia bertumbuh pada substratnya. Tumbuhan ini memiliki daun yang berbentuk spiral namun tidak memiliki simtem jaringan pengangkut sehingga memiliki perbedaan dengan tumbuhan tingkat tinggi.
Alat kelamin pada tumbuhan ini biasanya terkonsentrasi pada ujung batang maupun ujung cabangnya. Sama seperti tanaman sejenis yang lain, biasanya pembuahan atau penyerbukan pada tumbuhan ini juga mengandalkan bantuan air hujan sebagai medianya.
Beberapa tumbuhan jenis ini banyak tumbuh pada rawa dengan membentuk rumpun yang semakin lama akan semakin meluas, dimana bagian bawah dari koloni tersebut yang mati akan menjadi tanah gambut pada dasar rawa tersebut. Tanah gambut sendiri biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun untuk menggemburkan medium tanah yang ada dalam pot untuk membantu menyuburkan tanaman.
4. Lumut Kerak
Merupakan gabungan miselium dari jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel dari alga dan keduanya saling melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang melakukan simbiosis adalah golongan jamur Ascomycota atau Basidiomycota dengan tumbuhan alga hijau maupun alga biru yang uniseluler.
Tumbuhan ini dapat tumbuh dan berkembang pada habitat yang kurang baik, semisal pada bebatuan yang agak kering dan keras. Tumbuhan ini akan melapukkan batu-batuan yang mereka jadikan sebagai habitat dengan kandungan zat-zat yang mereka miliki sehingga batuan tersebut lama-kelamaan akan menjadi lunak dan sangat membantu dalam proses pembentukan tanah dari batuan.
Tumbuhan ini biasanya juga difungsikan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat polutan yang ada di udara karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh pada wilayah yang memiliki udara dengan banyak polutan.
Tanaman ini memiliki cara perkembangbiakan yang hampir sama dengan jenis tumbuhan serupa yang lainnya. Spora yang tersebar melalui udara atau yang terbawa oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain itu, potongan tumbuhan ini jika terlepas dari induknya juga dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
Tanaman ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dalam dunia medis, baik secara tradisional maupun secara modern. Kandungan pigmen dari tumbuhan ini biasanya digunakan sebagai bahan pembuat kertas lakmus yang berfungsi untuk mengetahui atau sebagai indikator kadar pH.
Selain itu, jenis lumut ini mampu menghasilkan asam usnin yang biasanya terdapat atau melekat pada pucuk daun tanaman yang hidup di daerah pegunungan sudah sejak dahulu dimanfaatkan sebagai bahan anti biotik.
Post a Comment for "Lumut - Tumbuhan Perintis yang Kaya Manfaat"