Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Surat Pribadi Untuk Ibu Kartini

Dalam rangka memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April, biasanya banyak tugas sekolah yang berkaitan dengan Raden Ajeng Kartini. Termasuk tugas membuat surat pribadi untuk Ibu Kartini?

Apabila kamu sedang mencari contoh surat pirabdi untuk Kartini! Maka kami akan membagikan beberapa contoh surat yang berkaitan dengan Kartini.

Contoh Surat Pribadi Untuk Ibu Kartini

Sarana komunikasi yang disampaikan secara tertulis disebut surat. Surat dibuat untuk beberapa tujuan, diantaranya sebagai alat bukti tertulis, bukti sejarah, pedoman kerja, alat pemberitahuan, permintaan, alat untuk menyampaikan ide, gagasan atau buah pikiran, atau alat pengingat.

Berdasarkan sifatnya surat dibedakan antara surat pribadi, surat resmi atau surat dinas, dan surat niaga. Surat resmi atau surat dinas dan surat niaga umumnya disampaikan oleh lembaga resmi kepada pihak lain.

Surat pribadi disampaikan oleh perorangan atau individu kepada individu lainnya (saudara, teman, atau pimpinan) atau kepada suatu lembaga.

Ciri Ciri Surat Pribadi

Macam macam surat pribadi mempunyai ciri-ciri: format surat tidak resmi atau bebas begitu juga bahasa yang dipakai, tidak memakai kerta surat berkop, tanpa nomer surat, salam pembuka dan penutup bergaya bebas sesuai dengan karakter penulisnya.

Berdasarkan ciri-ciri itu, macam macam surat pribadi untuk individu lain misalnya untuk teman atau saudara. Surat pribadi yang ditujukan untuk lembaga tertentu akan bersifat resmi, diikuti dengan penggunaan bahasa formal, misalnya surat lamaran kerja (termasuk lampirannya berupa bio data atau curiculum vitae). Contoh penulisan surat pribadi kepada teman atau keluarga adalah sebagai berikut:

Contoh Surat Pribadi Untuk Ibu Kartini

Yogyakarta, 20 April 2021

Untuk Ibu Kartini

Apakabar Ibu Guru Kartini? Semoga pada hari ini ibu diberikan kesehatan dan umur yang panjang. Oh iya bu, kebetulan nama ibu sesuai dengan Tokoh Pahlawan yang saya kagumi yaitu Raden Ajeng Kartini.

Ibu Kartini selalu memberikan pelajaran dengan penuh semangat, sama seperti halnya yang dilakukan oleh RA Kartini.

Terakhir, semoga Ibu Kartini selalu berjuang dan penuh semangat, saya tau ibu adalah pahlawan tanpa tanda jasa. 

Sekian dari saya, murid ibu yang paling rewel.


Salam kangen,


Trissya

Contoh surat Untuk R.A Kartini

Ibuku Kartini, mudah-mudahan ibu bahagia di alam sana. Tetapi saya ragu apa ibu berbahagia jika hidup sekarang ini. Minta maaf bila saya lancang menulis surat ini.

Ibuku yang menawan, sampai saat ini bangsa ini masih memberi ruangan memorinya cuman untuk ingat bagaaimana performa ibu dalam photo dan lukisan. Demikian sayang bangsa ini pada ibu, hingga tiap mengingati hari ibu beberapa anak bangsa ini tiba-tiba jadi bidadari dan pangeran Jawa. Beberapa ibu-ibu miskin didaerah saya bahkan juga ikhlas berhutang untuk menyaksikan anaknya tampil seperti Ibu Kartini. Dengan disertai kereta hias, beberapa anak negeri ini habiskan beberapa periode kecilnya dan kenang kembali Kartini dengan benar-benar cerah. Tahukah ibu, jika tukang dandan dan karyawan salon lembur tiap malam tanggal 21 April? Saya tidak paham tepat kapan beberapa sekolah mengajar hal tersebut, yang saya ketahui budaya berhias ala-ala Kartini lebih gampang untuk beberapa guru dibanding budaya membaca dan menulis ala-ala Kartini.

Ibuku yang penuh semangat, ada delapan menteri wanita dalam kabinet pemerintah sekaarang. Kemungkinan ibu akan suka menyaksikannya. Tetapi minta ibu tidak untuk krisis menanyakan apa itu merepresentasikan kualitas wanita Nusantara sekarang ini. Saya tidak sanggup menjawab itu bu, sepengetahuan saya cukup susah untuk pak Presiden RI untuk pilih "cuman" delapan dari beberapa ratus juta warga wanita. Itu juga beberapa salah satunya dihujat habis sampai saat ini, entahlah karena performanya atau karena performanya. Bu, minimum hal itu sudah sedikit menjawab kekhawatiran ibu mengenai kesewenang-wenangan pada wanita.

Ibuku yang elok, saya ketahui ibu ialah wanita cantik pada jaman ibu. Sayang saya tidak mendapati literatur bagaimana ibu menjaga kecantikan ibu. Saya pun tidak berani menjelaskan jika ibu lebih mengutamakan untuk tampil elok dibanding tampil pintar. Wanita saat ini makin elok bu. Ibu dapat menyaksikan salon dan klinik kecantikan nyaris di tiap pojok daerah Nusantara. Belum juga beberapa ribu iklan kecantikan selalu membujuk wanita dari semua pojok media. Yang saya ketahui bu, kecantikan jadi keperluan khusus dari tiap wanita. Tetapi saya tidak berhasil pahami banyak hal berkaitan kecantikan, ibu. Apa kecantikan ialah suatu hal yang selalu memakai pemikiran lelaki seperti saya? Apa kecantikan harus selalu bicara mengenai pembagian badan, warna kulit, tipe rambut dan atribut fisik yang lain? Apa kecantikan bicara mengenai berapa banyak jatah badan wanita dipertunjukkan di muka umum? Dan yang paling sulit buat saya fahami ialah apa kecantikan harus diukur dan dibuatkan kontes ibu? Bila semua ibu jawab dengan jawaban iya, pasti saya akan berdoa tidak untuk memiliki seorang putri dalam perkawinan saya. Saya benar-benar takut dengan pengertian kecantikan semacam itu ibu. Saya takut putri-putri saya akan menanggung beban yang terlalu berat bila Tuhan memberi rupa dan wujud badan yang jauh dari pengertian elok sekarang ini.

Ibuku yang pintar. Dalam salah satunya buku populer dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Jelas (HGTT)" nama ibu diingat sejauh riwayat Nusantara, bahkan juga dunia. Saya pikir ibu tidak mengharap begitu saat dahulu menulis. Ibu kelihatannya cuman mengharap harapan untuk perkembangan dan keterlibatan wanita tidak stop pada akal dan hati ibu, ibu ingin memercayakan semua kegelisahan ibu pada angkatan kedepan. Ibu tahu benar mengenai bagaimana peranan kesabaran dalam penggapaian harapan. Ibu lewat surat ini saya berikan jika beberapa wanita Nusantara sudah paham dengan buku ibu dan mengawali perjuangannya. Lewat beberapa ribu iklan semua media siang malam mereka sudah paham. Semua pengetahuan dan teknologi (khususnya kedokteran) manusia bahkan juga sudah diintegrasikan dalam perjuangan itu. Cukup dengan langkah-langkah dari rumah untuk wanita kekinian saat ini berusaha menerapkan HGTT dalam kehidupannya. Bahkan juga beberapa salah satunya ikhlas tinggalkan pekerjaannya, beberapa anak dan suaminya untuk perjuangkan HGTT. Ibu, wanita Nusantara ini hari sedang gandrung untuk perjuangkan warna kulitnya supaya setingkat dengan bangsa eropa, jepang, cina bahkan juga korea. Bukan pertimbangan dan pena alat perjuangan wanita saat ini ibu, tetapi uang, salon dan perawatan. Itu juga untuk mereka yang mempunyai uang berlebihan, jika tidak mereka tidak berserah untuk bergerilya secara militan cari obat pemutih manjur yang dapat dijangkau, walau terkadang ilegal dan beresiko. Ibu, dalam pikiran mereka habis (kulit) gelap terbitlah (kulit) jelas ialah harga mati. Itu tafsir hermeunetika mengenai HGTT yang pertama ibu. Wanita saat ini lebih militan ibu, ibu tentu senang.

Ibuku yang santun. Tahukah kemunculan performa ibu dalam photo dan lukisan tidak berkaitan untuk beberapa wanita saat ini? Beberapa salah satunya memandang ibu tidak belajar agama secara benar, karena ibu tidak berjilbab. Beberapa kembali memandang penampilan itu kuno. Ibu tidak semodern Taylor Swift, Katty Perry, Jlo atau bintang-bintang K-Pop. Untuk mereka kesopanan akan menghindari mereka dari perubahan model. Kesopanan cuman akan mengungkung diri dan menipiskan peluang jadi trendcenter. Pernahkan ibu memikirkan begitu nikamatnya selfie? Pahamkah ibu saat ini kenapa kesopanan harus ditinggal? Untuk wanita kekinian, mereka harus berani menerapkan pemikiran ibu mengenai "habis gelap terbitlah jelas". Pada pengartian ke-2 , wanita muda harus berani keluar habis gelap dan pulang (mendekati) keluar jelas untuk bergembira ria bersama beberapa temannya di lokasi hiburan malam. Bila terjadi permasalahan, wanita saat ini tidak enggan untuk menggugurkan kandungan atau bahkan juga membuangnya saat lahir.

Ibuku yang pemberani, dahulu kamu lakukan perlawanan untuk memperoleh hak yang serupa dalam ranah sosial untuk wanita. Beberapa literatur menulis perjuangan ibu usai paradoks dengan jadi istri ke-3 Bupati pertama Rembang. Iya, ibu tidak berhasil saat itu, tetapi ibu sukses untuk periode seterusnya. Ibu sukses memberikan inspirasi wanita sesudah ibu untuk selalu lakukan perjuangan menantang budaya patriarki. Ibu tahu benar bagaimana rasanya jadi opsi ke-3 , ibu memahami bagaimana jadi orang yang tidak diinginkan oleh seseorang (Istri pertama). Umumnya perjuangan ibu bisa dirasa sampai saat ini, tidak ada wanita Nusantara yang ingin jadi opsi ke-2 , ke-3 dan seterusnya. Bu, sayang kampanye ibu yang sudah sukses dalam beberapa masa saat ini menjumpai rintangan dari kampanye lain. Ada banyak barisan yang mengatasnamakan agama jika poligami ialah implikasi tingkat keimanan seorang. Bahkan juga saya pernah dengar seorang pencermah ngomong, tanpa poligami seorang tidak dapat disebutkan pejuang agama. Ibu, sayang beberapa dari wanita Nusantara dengan senang bergerilya jadi opsi ke-2 , ke-3 dan seterusnya untuk selalu cari peluang jadi yang pertama. Beberapa dari sesohor wanita negeri ini bahkan juga sudah menerapkannya. Ibu, entahlah seperti apakah emansipasi dimata wanita saat ini, makin hari perpisahan makin bertambah. Pasti itu bukan yang ibu haraapkan dahulu saat menulis ide ibu.

Ibu, maafkan saya kaum pria ini menyuratkan ibu dan menggangu kebahagiaan di alam sana. Selamat hari Kartini!

Surat Yang Dibuat Oleh Raden Ajeng Kartini

Berikut beberapa surat yang langsung dibuat oleh R.A Kartini semasa hidupnya. Isi surat ini mungkin bisa memberikan contoh gambaran bagi anda, karena memang suratnya penuh dengan makna.

Surat Kartini ke Stella, 18 Agustus 1899

“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada manusia yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih orang yang bergelar macam Graaf atau Baron?… Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini”

Surat kartini kepada Nyonya Abendon, Agustus 1900

“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”.

Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 4 September 1901

“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi”.

Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901

“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”.

Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 10 Juni 1902

“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang Jawa yang kebarat-baratan”.

Surat Kartini kepada Nyonya Van Kol, 21 Juli 1902

“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang agama Islam patut disukai”.

Surat kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Oktober 1902

“Dan saya menjawab, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah”.

Itulah beberapa contoh surat pribadi dalam rangka memperingati Hari Kartini. Semoga artikel ini bisa membantu anda untuk menemukan artikel tentang Ibu Kartini. Semoga bermanfaat.

Mang Aip
Mang Aip Semoga Hari Esok Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Contoh Surat Pribadi Untuk Ibu Kartini"